Pernahkah Ayah-Bunda mendengar nama Fudhail Bin Al ‘Iyadh…?
Seorang ulama yang begitu harum namanya. Imam Adz Dzahabi dalam kitabnya Siyar A’lam An Nubala (8:422), membawakan banyak pujian pada ulama berkharisma yang wafat pada tahun 187 H ini.
Dialah orang yang shalih, berilmu, wara’, tsiqqoh, baik akhlaknya dan giat dalam ibadah. Bahkan Ibnul Mubarak sampai-sampai memberikan komentar,
خير الناس الفضيل بن عياض
“Manusia paling baik (di zaman ini) adalah Fudhail Bin ‘Iyadh.”
Meskipun keshalihannya luar biasa, tapi beliau merasa lemah dalam mendidik anaknya. Ia sadar benar bahwa yang menjadikan anaknya baik adalah Allah ta’ala. Fudhail pun lantas berdoa,
اللهم إني اجتهدت أن أؤدب علياً فلم أقدر على تأديبه، فأدبه لي
“Ya Allah, sesungguhnya aku telah bersungguh-sungguh mendidik anakku. Akan tetapi aku merasa tidak kuasa mendidiknya. Maka didiklah ia, untukku.”
Kemudian, anaknya yang bernama ‘Ali menjadi hamba yang takut pada Rabb-nya dan sangat lembut hatinya. Sedikit saja mendengar ayat tentang siksa dan adzab, maka ia menangis sesenggukan hingga pingsan.
Dan tahukah Ayah-Bunda?
Bahkan, Ali anaknya Fudhail bin ‘Iyadh meninggal dunia dikarenakan mendengar ayat yang dibacakan ayahnya saat shalat,
وَبَدَا لَهُم مِّنَ اللَّهِ مَا لَمْ يَكُونُوا يَحْتَسِبُونَ
“Dan jelaslah bagi mereka adzab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan.” (QS. Az-Zumar: 47)
Sebesar ini rasa takut ‘Ali. Ia jatuh pingsan dan meninggal dunia setelah mendengar ayat ini.
Tentang ayah dan anak yang istimewa ini, Sufyan bin ‘Uyainah berkata,
ما رأيت أحداً أخوف من الله من الفضيل وابنه
“Tidaklah aku melihat seorang-pun, yang paling takut kepada Allah, melebihi Fudhail dan Anakny.” (Siyar A’lam An Nubala, 8:445)
Ayah Bunda, yang harus kita yakini bahwa Allah-lah yang menjadikan anak kita menjadi baik. Hidayah itu hanya di tangan Allah, Zat yang menganugerahkan taufik.
Ibnul Qayyim mengatakan,
انّ كلّ خير فأصله بتوفيق الله للعبد
“Bahwa setiap kebaikan itu asalnya adalah taufik yang Allah berikan kepada seorang hamba.” (Al Fawaid: 130)
Boleh saja kita belajar parenting hingga ke penjuru dunia ataupun mengeluarkan banyak harta untuk pendidikan anak tercinta. Semuanya sah-sah saja, sebab ini bagian dari ikhtiar kita ‘mengambil sebab’ sebagai orang tua.
Namun, yang harus diingat adalah: DOA merupakan kunci kebaikan yang paling utama.
Doa adalah puncak dari segala macam teori parenting.