Ketika ananda bertanya kepada kita, “Apakah Allah Punya Tangan?”
Maka jawablah:
“Adek sayang, Allah memiliki kedua tangan.
Dalilnya terdapat dalam Al Qur’an dan Hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah ta’ala berfirman,
قَالَ يَٰٓإِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَن تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَىَّ
Allah berkata: \”Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan KEDUA TANGAN-Ku..” (QS. Shod : 75)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
يد الله ملأى لا يغيضها نفقة سحَّاء الليل والنهار
“TANGAN Allah selalu penuh, tidak kurang karena memberi nafkah, dan selalu dermawan baik malam maupun siang.” (HR. Bukhari no 4683, Muslim no 93)
Anak saleh, Jika sudah disampaikan demikian di dalam Al Qur’an dan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka kita wajib menetapkan sifat Allah yang memiliki tangan.
Meskipun tentu tangan-Nya Allah itu berbeda dengan tangannya makhluk. Karena Allah berfirman,
لَيۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَيۡءٞۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy Syura : 11)
Jadi, jawabannya Allah itu punya tangan yah, Adik Saleh.”
TAMBAHAN PENJELASAN UNTUK AYAH BUNDA
���������
Bahwa kita wajib menetapkan sifat Allah yakni memiliki tangan. Jangan seperti kelompok Jahmiyyah dan Mu’tazilah yang mereka meniadakan sifat Allah.
Tidak ada susahnya untuk meyakini bahwa Allah memiliki tangan, karena demikianlah yang Allah dan Rasul kabarkan.
Orang-orang yang tak mau meyakini bahwa Allah memilki tangan, maka mereka menyimpangkan makna tangan ( يد ) menjadi “kekuasaan dan nikmat”.
Kita katakan bahwa hal ini sungguh tidak tepat. Alasan detailnya bisa kita lihat pada firman Allah lainnya,
وَٱلْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ وَٱلسَّمَٰوَٰتُ مَطْوِيَّٰتٌۢ بِيَمِينِهِۦ
“…. padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan TANGAN KANAN-Nya.” (QS. Az Zumar : 67)
Jika (يد) dimaknai dengan “Kekuasaan dan Nikmat” tentu tidaklah bisa disifati dengan KANAN. Itulah sebabnya pentakwilan makna tangan menjadi kekuasaan dan nikmat itu tidak tepat.
Orang yang menolak sifat Allah memiliki tangan maka ia lebih parah daripada orang yahudi. Allah ta’ala berfirman,
وَقَالَتِ ٱلْيَهُودُ يَدُ ٱللَّهِ مَغْلُولَةٌ ۚ غُلَّتْ أَيْدِيهِمْ وَلُعِنُوا۟ بِمَا قَالُوا۟ ۘ بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ يُنفِقُ كَيْفَ يَشَآءُ
“Orang-orang Yahudi berkata: \”Tangan Allah terbelenggu\”, sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi KEDUA TANGAN Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki.” (QS. Al Maidah : 64)
Dalam ayat ini, meski orang yahudi dengan sangat tidak sopan mengatakan bahwa tangan Allah terbelenggu, namun orang yahudi setidaknya masih menetapkan sifat tangan bagi Allah. Bandingkan dengan yang menolak sifat tangan Allah.
Jadi, kesimpulannya; Allah itu punya dua tangan. Tangan Allah tentu berbeda dengan makhluk-Nya. Wallahul muwaffiq.
Maroji’ : Fathul Rabbil Ghaniy ‘ala Ushulis Sunnah Lil Imaamil Humaidiy, hal. 63.
Baarakallaahu fiikum..
••• ════ °° ════ •••
Ditulis oleh :
Kak Erlan,
Rejodani Sleman, 8 Shafar 1442 H