Ada sebuah kaidah. Jika dalam sebuah dalil sedang membicarakan suatu hal, kemudian di sana Allah memberikan ancaman dengan adzab neraka dan diharamkan dari Surga, maka itu pertanda bahwa hal tersebut merupakan dosa besar.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعيْهِ اللهُ رَعِيَّةً يَمُوْتُ يَوْمَ يَمُوْتُ وَ هُوَ غَاشٍ لِرَعِيَّتِهِ إلاَّ حّرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الجَنَّةَ
“Barangsiapa diberi amanah oleh Allah untuk memimpin, lalu ia mati (sedangkan pada) hari kematiannya dalam keadaan mengkhianati amanahnya itu, niscaya Allah akan mengharamkan surga baginya.” (HR. Muslim no. 280)
Amanah merupakan sebuah keniscayaan, yang setiap orang nantinya akan dimintai pertanggungjawaban.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda,
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ فَالْإِمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا وَهِيَ مَسْئُولَةٌ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ
“Setiap kalian adalah pemimpin. Setiap kalian nantinya akan ditanya. Seorang imam adalah pemimpin, dan ia bertanggung jawab atas rakyat yang dipimpinnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin di keluarganya, dan ia bertanggung jawab atas keluarga yang dipimpinnya. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya, dan ia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang pelayan adalah pemimpin terhadap harta milik tuannya dan ia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Masing-masing kalian adalah pemimpin, dan akan bertanggung jawab atas rakyat yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari : 5188, Muslim 1829)
Nabi mengatakan “mas-ulun” sebagai peringatan berupa pertanyaan yang akan Allah ta’ala sampaikan kepada seorang hamba tentang amanah (untuk mendidik anak) tatkala mereka berdiri pada hari kiamat.
Sebagian ahli ilmu bahkan mengatakan, “Sesungguhnya Allah akan terlebih dahulu bertanya kepada orang tua pada hari kiamat, sebelum bertanya bagaimana (sikap) anak terhadap orang tuanya. Karena sesungguhnya sebagaimana orang tua memiliki hak, maka anak-anak juga mempunyai hak.” (Tuhfatul Maudud bi Ahkaamil Maulud, Hal 229)
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Didiklah anakmu, sebab sesungguhnya engkau akan ditanya terkait anakmu. Apa saja nilai yang telah engkau didik dan ajarkan. Anak juga kelak akan ditanya tentang bagaimana baktinya dan ketaatannya terhadapmu.” (Sunan Al Kubro, Imam Baihaqi 5301)
Anak kita adalah amanah dari Allah yang akan dimintai pertanggungjawabannya. Sebagai orang tua, kita punya kewajiban untuk mendidik dan mengajarkannya.
Semoga menjadi renungan kita bersama. Pentingnya belajar dan mengajarkan sebagai orang tua.
Maroji’ :
Al Ihtifal bi Ahkaam wa Aadabil Ithfaal
Rokaaiz Fii Tarbiyatil Abna
••• ════ °° ════ •••
Ditulis oleh :
Kak Erlan hafizhahullah,
Yogyakarta, 12 Syawal 1441H