Saat masa-masa ujian akhir semester seperti sekarang ini, Ayah Bunda seringnya menemani dan membimbing anak supaya serius belajar.
Terkadang pada saat belajar, kita kerapkali capek perasaan ketika mengajari anak yang tidak paham-paham. Subhanallah.
Saat emosi jiwa melanda maka ingatlah wahai Ayah Bunda sekalian…
���Anak kita itu adalah manusia yang belum sempurna seperti kita perkembangan akalnya. Tiap anak berbeda pula kemampuannya dalam belajar. Jangan dibanding-bandingkan. Berikanlah pemakluman dan tunjukkan kepadanya bahwa kita menerima apa adanya dan bersedia dengan senang hati menemaninya belajar.
���Anak yang tidak dimarahi, tetapi disemangati oleh orang tuanya, akan merasakan kehadiran dan support yang sangat berpengaruh pada pembentukan karakter dan jiwanya.
���Oleh karenanya, Bersabarlah Ayah Bunda…
Sebagaimana sabarnya Imam Asy Syafi\’i tatkala mengajari muridnya Ar Rabi\’ bin Sulaiman.
لو قدرت أن أطعمك العلم لأطعمتك
\”Sekiranya aku bisa menyuapi-mu ilmu (seperti halnya menyuapi makanan) maka aku akan benar-benar menyuapimu.\” (Al Hilyah, 1/376)
Siapa sangka jika Ar Rabi bin Sulaiman yang terkenal lambat dalam memahami pelajaran itu, ternyata menjadi ulama besar. Bahkan turut andil besar dalam menyebarkan ajaran madzhab Imam Asy Syafi\’i.
Sekarang coba kita pandang anak kita… Bisa jadi anak kita yang sulit memahami pelajaran saat ini adalah ulama besar ataupun tokoh berpengaruh yang memberikan manfaat bagi umat manusia suatu saat kelak.
Jangan hanya marah-marah saja yang kita jadikan solusi. Insyaallah, anak kita itu istimewa dengan segenap kemampuan yang telah Allah karuniakan padanya.
Mari hadir dan bersamai anak dalam belajar! Siapkan berkarung-karung kesabaran.
Semoga sedikit uraian ini bermanfaat. Baarakallah fiikum.
••• ════ °° ════ •••
✍���Al Faqir ilaa Maghfirati Rabbih
Kak Erlan Iskandar
Yogyakarta , 29 Syawal 1442H