—
Seringkali mendengar cerita, banyak orang tua terlalu berambisi pada anak, sehingga sang anak pun penuh dengan tekanan dan tidak menikmati proses belajarnya.
Padahal… belajar yang berkesan dan bermakna itu manakala dilakukan secara perlahan. Terlalu menggegas dan buru-buru dalam belajar dikhawatirkan justru malah membuat ilmu itu tidak berbekas.
Imam Az Zuhri mengatakan,
من طلب العلم جملة فاته جملة وإنما يدرك العلم : حديث أو حديثين
“Siapa yang terburu-buru mencari sejumlah ilmu, maka akan hilang pula sejumlah ilmu darinya. ّIlmu itu hanya akan didapat dengan belajar bertahap dimulai dari 1 hadits atau 2 hadits.” (Al Jaami’ li Khotiib, 542)
Tidak ada belajar yang instan. Ibarat menanam, butuh waktu dan banyak tahapan yang harus dinikmati prosesnya. Lebih baik perlahan saja sehingga anak pun bisa menikmati dan menghayati apa yang dipelajarinya.
Seorang ulama bernama Syu’bah, ia bercerita,
كنت آتي قتادة فأسأله عن حديثين فيحدّثني، ثم يقول : أزيدك؟ فأقول : لا حتّى أحفظهما وأتقنهما
“Aku mendatangi Qotadah dan memintanya mengajari 2 hadits kepadaku, lalu ia pun mengajariku. Kemudian ia bertanya, ‘Aku tambah ya?’ Aku pun menjawab, ‘Tidak, sampai aku menghafal keduanya dan memutqinkannya.” (Al Jaami’ li Khotiib, 451)
Ayah Bunda… kita tidak sedang berlomba dengan siapa-siapa. Harusnya kita membuat anak menjadi senang belajar agama dan jangan sampai membuat mereka menjadi TRAUMA. Allahul Musta\’an.
Semoga sedikit uraian ini bermanfaat. Baarakallah fiikum.
••• ════ °° ════ •••
✍���Al Faqir ilaa Maghfirati Rabbih
Kak Erlan Iskandar
Yogyakarta , 18 Syawal 1442H