Ayah Bunda, Semangatlah Menjadi Pengajar

Pernahkah kita merasa jenuh ketika mengajarkan suatu hal yang anak-anak kita tak kunjung paham?

Pernahkah kita merasa lelah ketika menanamkan nilai kepada anak-anak kita, yang terus kita ulang-ulang bahkan dengan pengulangan yang jumlahnya tak berbilang?

Ketahuilah Ayah Bunda dan Pengajar Kebaikan dimanapun berada…!

Bahwa Allah tidak hanya mencatat amalan ketika kita mengajar. Bahkan bekas / pengaruh dari pengajaran kita, yang nantinya anak-anak kita amalkan, juga tak akan terluput dan tetap akan dicatat di sisi Allah ta\’ala.

Allah ta’ala berfirman,

إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ

“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan.“ (QS. Yasin : 12)

Ketahuilah Ayah Bunda dan Pengajar Kebaikan dimanapun berada…!

Sekalipun anak-anak kita lambat paham dan tak kunjung hafal pelajaran. Tetaplah berbahagia, sebab kita sebagai pengajar kebaikan akan mendapatkan keutamaan didoakan kebaikan oleh makhluk-makhluk yang di langit dan bumi. Bahkan semut yang ada di sarang, hingga ikan yang berada di lautan, juga ikut mendoakan.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ حَتَّى النَّمْلَةَ فِى جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ

“Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya, juga penduduk langit dan bumi. Sampai semut yang ada di sarangnya dan juga ikan, mereka bershalawat* untuk orang yang mengajari kebaikan kepada manusia.” (HR. Thabarani no. 7911, Syaikh Al Albani menilai shahih dalam Shahih Al Jami’)

*Berdasarkan penjelasan Syaikh Al Utsaimin dalam Syarhul Mumti’ (3/163-164) diterangkan bahwa makna “Allah bershalawat” adalah pujian Allah di hadapan Malaikat. Adapun makna “malaikat dan makhluk lain bershalawat” adalah mendoakan kebaikan dan rahmat.

Ketahuilah Ayah Bunda dan Pengajar Kebaikan dimanapun berada…!

Anak yang kita didik sekarang adalah tabungan kehidupan kita di masa yang akan datang.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

‎إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثَةٍ : إِلا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seseorang wafat, maka terputuslah amalannya, kecuali tiga hal: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim No. 1631)

Ayah Bunda,

Ayo semangat belajar, agar bisa mengajar.

Ayah Bunda,

Ayo jadi orang tua yang \”shalih wal mushlih\”, agar anak kita tumbuh menjadi orang yang shalih.

Semangat….!

••• ════ °° ════ •••

Ditulis oleh :

Kak Erlan hafizhahullah,

Yogyakarta, 22 Syawal 1441H

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *