Sederhana saja aturan mainnya; Anak-anak itu adalah cerminan dari orang tuanya.
Tak jarang, kita dapati pula bahwa sifat dan karakter anak itu serupa dan mirip dengan sifat dari orang tuanya. Begitulah, anak-anak itu merupakan peniru ulung, bagai “mesin fotokopi” yang canggih.
Akhir-akhir ini, banyak para ibunda sampai emosi jiwa mengeluhkan perihal anaknya; “Kenapa susah sekali nurut ya?”
Sebelum kita menyalahkan anak, ada perlunya kita bertanya dan berkaca sejenak.
“Bisa jadi, anak kita tidak nurut selama ini dan suka membantah jika dinasihati; adalah karena dia melihat bagaimana sikap kita terhadap suami.”
Proses perbaikan itu dimulai dari pengakuan akan kesalahan. Belajar itu dimulai dari mengetahui kekurangan.
Islam sangatlah memberi perhatian bagaimana sikap istri yang seharusnya terhadap suami.
Sampai-sampai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لأَحَدٍ لأَمَرْتُ النِّسَاءَ أَنْ يَسْجُدْنَ لأَزْوَاجِهِنَّ لِمَا جَعَلَ اللَّهُ لَهُمْ عَلَيْهِنَّ مِنَ الْحَقِّ
“Seandainya aku memerintahkan seseorang agar ia bersujud pada yang lain, maka aku akan benar-benar memerintahkan para wanita untuk bersujud kepada suaminya karena Allah telah menjadikan begitu besarnya hak suami yang harus ditunaikan istri.” (HR. Abu Daud 2140, Syaikh Al Albani menilai hadits ini shahih)
Hadits di atas menunjukkan betapa menunaikan hak suami adalah kewajiban istri. Diantara hak suami yang tertinggi adalah ditaati dan dipatuhi.
Perintah menaati suami ini, mungkin terdengar agak ringan. Namun, terkadang berat untuk dilakukan.
Bagaimana tidak?
Kita disuruh menaati suami kita, yang mana kita sudah tahu cacat dan kekurangannya luar dalam. Yang bahkan kadang pula sering menjengkelkan. Lupa taruh kunci kendaraan, ambil pakaian di lemari berantakan, suka taruh barang sembarangan dan seringkali lupa janji yang sudah pernah diucapkan.
Tapi ketahuilah, Bunda sekalian…
Bahwa menaati suami (selama bukan maksiat) adalah sebuah amalan mulia bagi seorang istri.
Ada banyak sekali manfaat dan keutamaan dari seorang istri pada suami.
Dari ketaatan istri pada suami, anak akan melihat potret bagaimana sosok ayah sebagai kepala keluarga harus dihargai. Anak juga belajar bagaimana sikap semestinya ketika diperintah dan dinasihati.
Keutamaan yang paling istimewa jika kita bisa menaati suami (dibarengi pula dengan salat 5 waktu, puasa Ramadan dan menjaga kemaluan dan kehormatan), adalah sebuah kalimat indah yang kelak akan dikatakan kepada kita:
ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
“Masuklah surga dari pintu manapun yang engkau kehendaki.” (HR. Ahmad 1661, Syaikh Al Albani menilai hadits ini hasan li ghairihi
Mari semangat berbenah, Bunda! Semoga Allah mudahkan kita semua.
••• ════ °° ════ •••
Ditulis oleh :
Kak Erlan Iskandar,
Yogyakarta, 16 Dzulqa’dah 1441H