Harapan itu Masih Ada, Meski Kita Manusia Biasa

Sebuah potret indah. Pelajaran bagi kita manusia biasa. Bahwa kita ternyata juga bisa berusaha memiliki keluarga yang baik dan istimewa.

Adalah Alu ‘Imran (Keluarganya ‘Imran), yang hendak kita ceritakan. Keluarga spesial yang Allah abadikan menjadi nama sebuah surat di Al Qur’an.

Allah Ta’ala berfirman,

‎إِنَّ اللّهَ اصْطَفَى آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ ذُرِّيَّةً بَعْضُهَا مِن بَعْضٍ وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), (sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Ali Imran: 33-34)

Lantas apa istimewanya?

Allah menakdirkan dari keluarga ini lahir darinya manusia-manusia hebat.

Anaknya ‘Imran adalah wanita istimewa dan termasuk wanita yang paling sempurna. Maryam namanya.

‎كَمَلَ مِنَ الرِّجالِ كَثِيرٌ، ولَمْ يَكْمُلْ مِنَ النِّساءِ إلَّا مَرْيَمُ بنْتُ عِمْرانَ، وآسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ

“Lelaki yang sempurna jumlahnya banyak. Dan tidak ada wanita yang sempurna selain ‎Maryam bintu ‘Imran dan Asiyah istri Firaun.” (HR. Bukhari)

‘Imran juga memiliki cucu-cucu yang kelak menjadi orang istimewa.

Sebut saja Nabi Isa ‘alaihissalam, putranya Maryam. Termasuk pula Nabi Yahya ‘alaihissalam, yang merupakan anak dari Nabi Zakariya ‘alaihissalam yang menikahi Asy-ya’ saudari perempuan Maryam. (Sebagian ulama menyebutkan Asy-ya’ adalah bibinya Maryam).

Keluarga dari manusia biasa juga bisa melahirkan orang-orang yang istimewa.

‘Imran bukan nabi. Ia manusia biasa. Akan tetapi ia adalah lelaki yang saleh. Lelaki keturunan Nabi Sulaiman dan Nabi Daud ini, merupakan pemilik tempat ibadah bani Israil pada zamannya.

Adapun Istrinya ‘Imran ialah Hannah. Wanita ahli ibadah yang berorietasi akhirat; berharap kelak anaknya menjadi pelayan di Baitul Maqdis.

Allah ta’ala berfirman,

‎إِذْ قَالَتِ امْرَأَتُ عِمْرَانَ رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“(Ingatlah), ketika isteri ‘Imran berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

(QS. Ali Imran : 35)

Ingin anak dan keturunan yang istimewa? Dimulai dari doa dan mensalehkan pribadi kita sebagai orang tua.

Dari keluarga ‘Imran, kita mengambil pelajaran bahwa : Harapan itu masih ada, Meski kita hanya manusia biasa.

Semangat Ayah Bunda dan Calon Ayah Bunda!

••• ════ °° ════ •••

Ditulis oleh :

Kak Erlan Iskandar,

Yogyakarta, 17 Dzulqa’dah 1441H

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *