Belajar Parenting dari Nabi Ya’qub

Perhatian dan mendidik anak itu tak boleh berhenti sampai kita mati.  

Nabi Ya’qub ‘alaihissalam sebelum wafatnya masih menyempatkan bertanya dan memastikan supaya anaknya tetap bertauhid.

Allah ta’ala berfirman,

‎أَمْ كُنتُمْ شُهَدَآءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ ٱلْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنۢ بَعْدِى 

“Apakah kamu hadir ketika Ya\’qūb menjelang wafatnya bertanya kepada anak-anaknya, “Apa yang akan kalian sembah setelah kematianku?” (QS. Al Baqarah : 133)

Sebesar ini perhatian Nabi Ya’qub ‘alaihissalam pada pendidikan agama anak-anaknya.

Wajar saja, jika sosok Nabi Ya’qub begitu berpengaruh bagi Nabi Yusuf ‘alaihisssalam.

Ada ulama yang sampai menerangkan bahwa Nabi Yusuf ‘alaihissalam —dengan izin Allah— bisa menghindar dari ajakan istri Al Aziz dari perbuatan keji adalah karena melihat sosok AYAH-nya di dalam benaknya.

Allah ta’ala berfirman,

‎وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهٖۙ وَهَمَّ بِهَا ۚ لَوْلَآ اَنْ رَّاٰى بُرْهَانَ رَبِّهٖۗ كَذٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوْۤءَ وَالْفَحْشَاۤءَۗ اِنَّهٗ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِيْنَ

\”Dan sungguh, perempuan itu telah berkehendak kepadanya (Yusuf). Dan Yusuf pun berkehendak kepadanya, sekiranya dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, Kami palingkan darinya keburukan dan kekejian. Sungguh, dia (Yusuf) termasuk hamba Kami yang terpilih.\” (QS. Yusuf : 24)

Nabi Yusuf hampir saja tergoda. Tapi, ia kemudian menolak setelah melihat TANDA dari Rabb-nya. Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menyebutkan beberapa pendapat terkait apa makna tanda tersebut. Diantara makna TANDA yang disebut dalam ayat tersebut adalah Nabi Yusuf melihat sosok sang AYAH, Nabi Ya\’qub, yang sedang menggigit jarinya dengan mulutnya.

Ini sungguh pelajaran berharga dari Nabi Ya’qub ‘alaihissalam.

Sudah seberapa besar, kita memaksimalkan peran sebagai seorang Ayah?

Memang ya, belajar parenting dari Nabi dan orang saleh, lebih ‘menyegarkan’ dan ‘menenangkan’.

Allahu a’lam.

Baarakallaahu fiikum..

••• ════ °° ════ •••

Ditulis oleh :

Kak Erlan,

Rejodani Sleman, 8 Shafar 1442 H

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *