Lupa pada Konsep, Terlalu Asyik pada Tips dan Trik

Tips dan trik biasanya merupakan hal yang paling dinanti ketika seseorang membahas permasalahan parenting. Bukankah demikian?

Seperti halnya, rumus instan ala anak bimbel. Hati seolah terpuaskan tatkala bisa menjawab persoalan tanpa butuh waktu panjang.

Tak ada yang salah dengan tips dan trik. Justru, bisa jadi ia merupakan jalan pintas untuk memahami dan menjawab suatu permasalahan.

Hanya saja, permasalahan dalam dunia pengasuhan dan pendidikan itu tidak sesederhana soal ujian matematika.

Terkadang rumus canggih yang dianggap para pegiat parenting sebagai sebuah hal yang baku, ternyata rumus itu jika diterapkan pada anak kita malahan menjadi tidak berlaku. Ada banyak variabel yang bisa jadi membedakannya. Kultur pengasuhan, psikologi anaknya, situasi dan atmosfer keluarga yang berbeda.

Itulah sebabnya, mengapa penting bagi kita untuk terlebih dahulu belajar konsep yang benar sebagai pondasi dan pijakan.

Jangan sampai kita terlalu menghamba pada tips dan trik, tapi justru abai dan tak peduli dengan konsep yang menjadi dasar ‘tips dan trik’ itu disusun dan dirakit.

Lantas timbul pertanyaan, konsep mana yang bisa dijadikan sebagai pijakan awal untuk belajar?

✨Jawabnya adalah Konsep Islam.✨

Iya. Tanpa ragu kita jawab demikian. Konsep yang begitu bagus dan cemerlang jika bisa kita terapkan. Sayangnya, kitanya saja yang kurang serius menggali dan mempelajarinya. Padahal, kembali pada nilai Islam itu merupakan sebab keberhasilan.

Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu

‎نحن أمَّة أعزَّنا الله بالإسلام، فمهما ابتغينا العِزَّة بغيره، أذلَّنا الله

“Kita adalah kaum yang Allah muliakan dengan Islam. Bila mencari kemuliaan bukan dengan Islam, maka Allah akan menghinakan.” (HR. Hakim 1/130, dinilai saheh oleh Syaikh Al-Albani)

Dengan berawal dari pemahaman konsep yang baik, kita bisa melahirkan solusi dalam mengasuh dan mendidik. Bahkan, nantinya bisa memfilter syubhat-syubhat yang mendistorsi.

Ingat, belajar parenting Islam itu sebagai langkah awalan. Jangan sampai belajar parenting asing lalu kemudian dicocok-cocokkan dengan Islam. Wallahul Musta’an.

Bukan berarti kita anti dengan parenting dari yang lain. Selama itu baik dan tak bertentangan dengan syariat, tentu tak masalah menerapkannya.

Poin tulisan ini adalah mengajak kita untuk belajar pengasuhan dengan konsep Islam sebagai dasar pijakan. Jangan sampai kita begitu gigih belajar parenting dari orang asing, tapi justru malah antipati dan tak menyempatkan belajar parenting yang Islami, yang diajarkan langsung oleh Nabi.

Kak Erlan juga tengah berusaha mempelajari konsep parenting Islam yang sempurna dan menyejukkan ini. Ayah Bunda, Mari kita sama-sama pelajari! ✊���

••• ════ °° ════ •••

✍���Al Faqir Ilaa Maghfirati Rabbih

Kak Erlan

Sleman, 29 Jumadal Ula 1442 H

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *