—
Diantara musibah besar dalam kehidupan seorang insan manusia ialah tatkala kehilangan orang yang dicinta.
Suri tauladan kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, diuji dengan musibah berupa wafatnya anak-anak beliau saat masih berusia belia. Bahkan bisa dikatakan bahwa sebelum Nabi wafat, semua anak Nabi telah meninggal dunia. Kecuali satu saja, yaitu Fathimah radhiyallahu ‘anha.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki 3 putra ; Al Qosim, Abdullah dan Ibrahim. Semua anak laki-laki wafat saat masih kanak-kanak.
Al Qosim dan Abdullah, keduanya adalah putra Khadijah. Al Qosim baru berusia 2 tahun lebih beberapa bulan, meninggal dunia di Mekkah. Sedangkan Abdullah lahir setelah masa kenabian, namun ia wafat tidak lama dari hari kelahirannya. Adapun Ibrahim, ia adalah putra dari Mariah Al Qibtiyah, yang lahir di bulan Dzulhijjah tahun 8 H dan meninggal dunia ketika berusia 17-18 bulan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memiliki 4 putri : Zainab, Ruqoyyah, Ummu Kultsum dan Fathimah. Keempat putri ini lahir dari rahim bunda Khadijah radhiyallahu ‘anha.
Zainab, putri pertama Nabi meninggal dunia pada tahun 8 H ketika usianya sekitar 30 tahun, tak berselang lama setelah ia menikah kembali dengan suaminya Abul Ash yang memutuskan masuk Islam.
Adapun Ruqoyyah meninggal lebih dahulu daripada kakaknya, ia meninggal pada usia sekitar 20-an tahun disebabkan sakit yang cukup berat, di saat kaum muslimin sedang fokus berjihad pada perang Badar. Utsman Bin Affan sangat bersedih dan merasa kehilangan.
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menikahkan Utsman Bin Affan dengan adiknya Ruqoyyah, Ummu Kultsum namanya. Utsman bin Affan pun kembali bersedih sebab Ummu Kultsum meninggal dunia pada tahun 9 H.
Adapun Fathimah, usianya lebih panjang daripada sang ayah. Hanya beliau satu-satunya anak yang meninggal setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat. Beliau meninggal dunia pada tahun 11 H, 6 bulan setelah kepergian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
—
Coba kita renungkan betapa sabarnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam!
Sekiranya musibah itu menimpa kita, akankah kita bisa kuat dan sabar dalam menghadapinya?
Selagi anak-anak masih ada bersama kita, mari kita terus berbuat baik, semangat mendidik dan manfaatkan waktu kebersamaan dengan mereka.
Baarakallaahu fiikum
••• ════ °° ════ •••
✍���Al Faqir ilaa Maghfirati Rabbih
Kak Erlan Iskandar
Sleman, 2 Ramadhan 1442H